Senin, Januari 30, 2006

Ajari Aku Mengenal-Nya #3

“Trus dia nggak akan nikah – nikah doong…” lucu. Indra tersenyum mendengar komentar lucu Shin.Mudah- mudahan Shin sudah mulai memahami sikap Reina waktu itu.

“Tuh… istriku juga berjilbab kaya’ Reina, tapi tetap nikah tuh! Dapet orang cakep kayak aku lagi!” Indra tersenyum. Shin ikut tersenyum, sebel. Dari dulu sikap GR-nya Indra ternyata belum hilang!.

Tapi beberapa detik kemudian wajah Shin kembali menatap Indra dengan tatapan serius. Wajahnya merah. Indra khawatir, apakah Shin masih marah padanya?

“Kamu masih marah Shin?”
Shin mengangguk. Ha? ? Indra jadi tambah bingung.
“Sekali lagi aku minta maaf, aku nggak ngasih tau kamu lewat telpon kemarin.”
“Bukan itu.”
“Lalu?”

“Aku marah, kenapa kamu nggak nelpon aku lebih awal, sejak saat itu. dulu, waktu kamu suka bola, kamu ajak aku, masukin aku ke tim biar aku juga ngerasain gimana enaknya main bola. Sekarang?.. sekarang kamu mau ngerasain Indahnya Islam itu sendirian? Tanpa ngajarin aku Ndra? Ajari aku Ndra..”

Indra terperanjat mendengar penuturan Shin. Setiap Shalat, dalam do’anya Indra selalu berharap hidayah itu juga akan datang kepada Shin. Dan sekarang? Ya Allah! Indra benar – benar tak menyangka doanya akan terkabul secepat ini.

“Benarkah?”

Indra meyakinkan pendengarannya sekali lagi. Shin mengangguk. Tanpa ba bi bu lagi Indra langsung memeluk Shin. Tapi, pelukan itu segera terlepas begitu sebuah suara lantang mengejutkan mereka.

“TIDAK!, tidak Shin.”

Suara keras dari belakangnya membuat Indra dan Shin tersentak kaget dan menoleh serentak. Nyonya mariko, ibu Shin, berdiri tak jauh dari tempat mereka berdiri. Ia mengenakan pakaian warna biru senada dengan roknya. Matanya yang biasanya bening berubah merah menahan amarah. Rani, dan bu Nur, ibu Indra terlihat menahan napas. Mantel hitamnya tersampir di tangan. Jantung Shin dan Indra berdegup kencang. Mendung terlihat di kota Jakarta.
bersambung...

Tidak ada komentar: