Anak memang terlahir dari diri kita, tetapi dia bukan milik kita. Kita tidak dapat mengkloning anak-anak kita untuk menjadi persis seperti kita (pendidiknya). Kita pun tidak dapat menuntut anak untuk selalu patuh dan taat kepada kita dengan cara memberikan hukuman atau memaksa anak. Anak-anak yang dipaksa atau diberi hukuman akan menjadi pendendam.
Menyadari bahwa setiap anak punya temperamen berbeda akan membantu kita menerima perbedaan antara anak yang satu dengan anak yang lain juga antara anak dengan kita sebagai pendidiknya. Kita pun akan lebih mudah memahami kenapa setiap anak tidak bertingkah laku sama meskipun mereka sama dalam usia atau berasal dari keluarga yang sama.
Temperamen merupakan istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan perbedaan karakteristik masing-masing individu. Cara-cara unik tentang bagaimana kita bertingkah laku terhadap orang lain, lingkungan sosial dan keadaan sesaat didasari oleh temperamen yang kita miliki. Pada buku Raising Your Spirited Child, Mary Sheedy Kurcinka menemukan ada 9 karakteristik yang membentuk temperamen seorang anak :
1. Kekuatan respon emosi anak yaitu apakah anak mudah marah atau tidak (intensitas)
2. Mudah atau tidaknya seorang anak menghentikan satu kegiatan yang penting baginya (persistensi)
3. Kesadaran dan kepekaan anak terhadap rasa, tekstur, temperatur, suara dan emosi (sensitivitas)
4. Kesadaran anak tentang warna, orang lain, suara dan benda-benda di sekitar anak. Kesadaran ini yang mempengaruhi apakah anak mudah memusatkan perhatian atau tidak. (persepsi)
5. Kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pada jadwal dan rutinitas awal (adaptabilitas)
6. Teratur atau tidak teraturnya anak dalam kegiatan sehari-harinya seperti makan, tidur dan BAB (buang air besar)nya (regularitas)
7. Tingkat energi dasar anak – apakah anak tenang dan rileks atau selalu sibuk dan bergerak (energi)
8. Tingkat kenyamanan atau ketidaknyamanan anak menghadapi situasi baru (reaksi pertama)
9. Kecenderungan anak untuk bahagia dan merasa cukup atau serius dan “moody”- emosi naik turun tidak mudah dipuaskan/tidak mudah merasa cukup (mood)
Setiap temperamen mempunyai kekuatan dan tantangan. Temperamen yang sering dianggap bermasalah ketika anak-anak ternyata dapat menjadi asset yang luar biasa ketika anak itu dewasa. Salah satu yang membuat karakter anak mudah atau sulit ditangani orang tua tergantung dari cocok atau tidaknya temperamen tersebut dengan anggota keluarga.
Temperamen yang tidak sama ataupun yang sama antara anak dan orang tua, sama-sama memberikan tantangan bagi orang tua. “Saya orangnya spontan sementara anak saya senang pada rutinitas. Kalau sudah waktunya tidur siang, dia tidak dapat tidur siang di tempat lain. Anak saya membutuhkan situasi yang sama setiap hari, sedangkan saya orangnya pembosan. Ingin segala sesuatunya baru setiap hari supaya lebih bersemangat.” Kata seorang ibu “Punya anak yang temperamennya sama ternyata susah. Saya dan anak saya sama-sama keras. Jadi kalau ada masalah sulit bagi salah satu dari kami untuk mengalah.
”Kadang saya berpikir kenapa seorang anak tidak memiliki sifat seperti ibunya, misal yang pengalah?” Tutur seorang ibu yang lain. Jadi, baik temperamen anak sama dengan kita atau tidak, yang jelas kita tidak dapat merubahnya. Yang dapat kita lakukan adalah memainkan peran membantu anak untuk belajar mengatasi dan mengatur temperamen yang telah Allah swt berikan sehingga anak-anak menjadi lebih mudah diajak kerja sama dan mengurangi penolakan anak.
Seorang psikolog bercerita tentang putrinya “ketika Maya berusia 5 tahun, saya akhirnya menerima kenyataan bahwa Maya sulit menyesuaikan diri dengan situasi baru. Maya tidak akan bisa secara langsung menyesuaikan diri. Saya jadi memahami bahwa tugas saya bukan merubahnya tapi melatih Maya untuk dapat mengantisipasi dan merencanakan bagaimana menghadapi situasi baru sehingga Maya lebih siap dan lebih mudah untuk menyesuaikan diri.”
Ada empat macam temperamen dalam diri anak yang dapat menjelaskan mengapa anak sering kali cocok dengan satu cara pendekatan dibanding cara lain. Empat temperamen ini secara umum dapat membantu para pendidik/orangtua untuk mencari cara yang paling pas dalam mendidik anak. Temperamen ini tidaklah menunjukkan karakteristik yang buruk tapi menunjukkan adanya perbedaan atau keunikan. Ada anak yang memiliki salah satu temperamen secara dominan namun ada juga yang memiliki keempat temperamen sama banyak. Karena kombinasi temperamen ini begitu banyak, maka setiap anak menjadi unik dan spesial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar