Itu dulu, lima tahun yang lalu. Sekarang.. dalam usia dua puluh dua tahun Indra akan menikah di negerinya ini, Indonesia! Huu…huu…hu.. Dua puluh dua tahun men!!. Sulit terbayang di kepala Shin. Indra yang dulu menjadi kapten klub sepak bola, Indra yang terkenal dengan prince charming-nya di SMU mereka dulu, Indra yang memiliki otak encer, Indra yang menjadi kapten sepak bola, yang kerap kali mengalahkan Shin bertaruh dalam lomba mengumpulkan supporter di sekolah setiap kali klub sepak bola mereka akan bertanding (sebenernya sih kalau masalah tampang Shin nggak kalah, tapi Indra orangnya lebih berani, nekad!), Indra, tidak seperti Shin yang pernah patah hati. Shibui, atama-ga ii-ne, kawaii, benar – benar Perfect. Shin tak habis pikir, Apa yang dipikirkan sahabatnya itu? Shin hanya bisa bengong ketika lima hari lalu Indra menelphonnya di Osaka…
“Ndra, jodan daro?”. Shin menanyai Indra sekali lagi. Ia masih ragu dengan pendengarannya.
“No, I m serious. So, makanya aku memintamu datang ke Jakarta”. Aku? Kamu? Sejak kapan Indra ber-aku – kamu? Bukannya ber-elo-gue? What happened with you?, Shin jadi bingung ketika menyadari perubahan gaya bicara Indra. Ah, waktu kan bisa merubah seseorang , lagipula itu kan Cuma bahasa aja!, pikir Shin.
“Sore-o kiite ureshii. But.. You called me one week before your wedding?”. Tanya Shin masih dengan rasa tak percaya.
“I m sorry, friend”.
“How about our agreement?”
“Then… the bride?”
“Beautifull?”
“Where is she?” serbu Shin bertubi - tubi.
“Duh.. shin.. stop please... kamu sedang bertanya atau mengintrogasiku? Bingung nih!. One by one. Ok?”
“Ok.”
Sesaat kemudian Indra terdiam. Lalu..
“I m really sorry, prosesnya memang agak cepat dan aku nggak pernah lupa sama janji kita dulu, kalau kamu nikah, aku yang akan nyiapin pestanya, kalo aku nikah, kamu kan yang nyiapin pestanya?, so-nano?”
“Huu…. You called me too late, gimana bisa aku nyiapin pesta? Eh, aku bisa nyiapin pesta untuk kamu dalam waktu tiga hari? Three days Ndra! Aku harus ke Jakarta, trus sibuk ngurusin ini - itu, pesen ke sana - sini, in three days?”
Gila, Indra Ada-ada saja!
“Shin, aku hargai niat baikmu, thank’s very much.. but she is different.”
“Different? Nani-ga chigau-no?”
“Dia.. dia ingin pernikahannya sederhana aja kok, nggak neko - neko. Kamu mengerti kan?”
“No party?”
“Yup! No party. Cuma acara sederhana, ramah tamah aja, acara kecil – kecilan.. dan Cuma ngundang kerabat dekat aja kok”
Nani???!! Apa lagi ini Ndra?. Shin melongo. Mana ada pernikahan seperti itu?. “Ndra, dari dulu kamu selalu punya kejutan, but I don’t like this...”
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar