Sabtu, Mei 19, 2007

Dan Satlantas-pun Ngaji

Sabtu pagi itu, jam masih menunjukan pukul 05.45. Tapi, hiruk pikuk sudah terlihat jelas di sekitar Mapolres Kediri. Tidak hanya di pasar yang, memang, lokasinya dekat markas polisi itu, tapi juga di kantor pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM).

Kemarin bahkan terlihat ramai. Jika sehari-hari kendaraan yang parkir di depan kantor pelayanan SIM itu berjajar rapi, saat itu justru sebaliknya. Dan, karena lokasinya tidak luas, kendaraan-kendaraan itu meluber hingga depan kantor Bhayangkari. Hampir semua motor yang terparkir adalah motor dinas milik satlantas.

Kesan lain juga terlihat dari polisi sikap polisi yang berdatangan. Mereka terlihat terburu-buru. Dan bergegas memasuki salah satu ruangan di kantor SIM itu.

Dari jauh, sayup-sayup terdengar suara orang mengaji, yang berasal dari ruang tes teori. Lantunan ayat-ayat yang dibaca pun juga tidak asing di telinga orang muslim. "Yaaasiiin....," lantunan ayat Alquran itu disuarakan bersamaan oleh anggota satlantas yang berada di ruangan itu.

Tidak hanya bintara, anggota yang berpangkat perwira pun terlihat khusuk membaca ayat demi ayat. Di tangannya, mereka memegang buku kecil berisi Surat Yasin. Sebagian dari mereka ada yang beberapa kali mengatupkan mulutnya tanda menahan kantuk.

Hampir setengah jam mereka membaca surat yang panjangnya mencapai 83 ayat itu. Selesai membaca surat Yasin mereka menutupnya dengan bacaan doa. Baru kemudian melakukan sarapan bersama. Meski hanya nasi bungkusan, semua anggota sama sekali tidak canggung.

"Ya, pengajian ini kami gelar setiap Sabtu Pagi," ujar Kasatlantas AKP Hariyanto sat ditemui usai acara Yasinan itu.

Hariyanto mengatakan, sebelum dirinya pindah tugas di Kediri, kegiatan pengajian tersebut pernah digalakkan oleh kasatlantas sebelumnya. Sayang, seiring padatnya tugas yang harus dijalankan, kegiatan pengajian tersebut sempat tersendat-sendat pelaksanaannya. Karena merasa sebagai sesuatu yang penting bagi anggotanya, Hariyanto kembali menghidupkannya. "Jangan hanya jasmaninya yang kelihatan sehat, tapi rohaninya juga perlu mendapat suntikan," tutur Hariyanto yang mendampingi Kapolres Kediri AKBP Aries Wahyu Sutikno.

Soal dipilihnya Surat Yasin, Hariyanto mengatakan karena banyak sekali faedah yang didapat bagi siapa saja yang membacanya. Namun selain itu, tujuan lain adalah terciptanya rasa kebersamaan antaranggota kesatuan. Dengan kebersamaan semacam ini, masalah yang dihadapi bisa diselesaikan dengan mudah. "Kadang juga menjadi ajang keluh kesah (curhat) anggota yang punya masalah di lapangan," tambahnya.

Hariyanto berkisah, dulu ketika berdinas di Jakarta, dia melihat polisi yang bertugas selalu sibuk. Beban tugas sangat banyak dan berat. Sampai-sampai, untuk menjalankan kewajiban salat pun mereka terkadang sampai tidak sempat. Begitu pindah dari Jakarta, Hariyanto mengaku bersyukur karena beban tugas yang dipikul agak ringan.

Begitu pentingnya ajaran agama sebagai landasan hidup tampaknya betul-betul ditanamkan oleh Hariyanto kepada anak buahnya. Hariyanto mengaku bisa marah kepada anggotanya yang masih sibuk bekerja saat adzan tanda panggilan salat dikumandangkan. "Apa sih beratnya, tidak usah lama hanya 10 menit saja," terangnya.

Beberapa anggota yang ikut dalam pengajian tersebut mengaku senang dengan digelarnya acara pengajian Sabtu Pagi. Seperti halnya Bripka Bambang Kurniawan, anggota unit kecalakaan. Kendati sebelum digelar pengajian dia harus piket hingga pagi hari, Bambang mengaku tetap senang melakukannya. "Ya dianggap belajar mas, kalau di rumah kan belum tentu sempat," tuturnya.

Menariknya kegiatan tersebut juga diikuti oleh anggota satlantas yang non-muslim seperti Aiptu Ketut Alit, kanit SIM yang beragama Hindu. Saat ditanya keikutsertaannya, Ketut mengaku semua dilakukan karena dia ingin menjaga kebersamaan sesama anggota lantas. "Dari sini saya justru juga dapat ilmu baru yang belum saya ketahui," pungkasnya.

Tidak ada komentar: