Kamis, Februari 01, 2007

Anak dan Media (yang Meresahkan)

Media menjelma dalam berbagai bentuk dan sarana yang berkembang dan baru antara lain media cetak, radio, televisi, dan komputer. Dewasa ini merupakan jaman media. Kemajuan teknologi semakin memacu dampak media itu menjadi berjuta–juta kali. Dahulu pengaruh itu melalui gelombang suara, tetapi sekarang sudah meningkat dalam bentuk gambar hitam-putih, berwarna, bersuara, dan hidup. Keunggulan tekhnologi menambah besarnya pengaruh media bagi masyarakat.


Sarana Media :
1. Media Bacaan
Ini merupakan media yang paling luas penyebaran dan pengaruhnya serta mudah berpindah tempat. Ia tidak membutuhkan perantara untuk memindahkan informasi yang ada ke dalam pikiran pembaca, tapi bekerja sendiri untuk menyerap kandungannya.

2. Media Audio
Alat ini memiliki keistimewaan tersendiri karena lebih banyak menyibukkan satu indera saja yaitu 'indera pendengaran'. Ia memindahkan informasi dan menyerapnya ke dalam otak hanya melalui pendengaran.

3. Media Audio Visual
Alat ini merupakan media yang membawakan suara dan gambar sekaligus. Ia menyibukkan dua indera sekaligus, yakni pendengaran dan penglihatan. Ia mampu memukau penoton dengan sempurna pada materi media yang dihidangkan.

4. Media Komputerisasi
Alat ini merupakan media hasil kemajuan dunia tekhnologi. Ia menyuguhkan informasi dalam dunia maya ke seluruh dunia. Komunikasi dan informasi dapat disuguhkan dalam bentuk tulisan, suara, dan gambar dalam waktu lebih effisien.
Media diibaratkan seperti pedang bermata dua. Dia merupakan alat ampuh dalam memberikan manfaat semaksimal mungkin kepada masyarakat, tapi dia juga dapat menghancurkan segala yang telah dibangun sekian lama dalam tempo relatif singkat.
Dampak Media dalam Kehidupan
Dewasa ini media modern mempunyai kecenderungan lebih banyak memasukkan kebatilan daripada kebenaran yang semuanya diperindah dengan gambar, warna, yang dapat mendatangkan keasyikan (melalaikan).

1. Media televisi
Menyuguhkan film – film barat, yang bersifat keras, dan kriminalitas, amoral (film porno), cerita picisan dll, nyanyian dengan lirik yang kurang baik. Terkadang menyuguhkan penjelasan ilmiah tentang bahaya rokok bagi kesehatan tetapi di tempo yang lain menawarkan rokok istimewa.

2. Media Komputerisasi
Menyuguhkan situs – situs porno, dari mulai gambar, suara, kartun, CD porno, game dst. Berjamurnya warnet – warnet yang menyuguhkan media ini, membebaskan orang untuk dapat menggunakan media komputer dan internet tanpa harus memilikinya.

3. Media Bacaan
Dewasa ini menjadi tradisi media cetak berwarna menampilkan berbagai gambar wanita yang menjadi unsur yang hina. Kehormatannya runtuh oleh dunia media dan periklanan dengan cara yang memalukan. Mulai dari iklan pencukur jenggot, mobil, rokok, makanan, shampoo, baju dst, ditawarkan melalui gambar wanita. Ini semua dilakukan dalam rangka melariskan dagangannya.

Wanita yang berpikiran bebas menerima semua ini dengan suka cita, dengan penuh kealpaan, dan dalam dunia sastra picisan wanita dianggap sebagai sumber inspirasi bagi penyair, pembuat cerita dan lagu.

Golongan yang menjadi Sasaran Media
1. Anak – anak
Menurut hasil penelitian secara umum, anak adalah suatu publik yang sempurna di samping sebagai publik peniru. Pada usia ini gambar adalah unsur yang paling menarik. Mereka bersemangat membaca buku bergambar yang dihiasi lukisan dan warna menarik, serta huruf besar yang memikat.

Media Audio-Visual dan komputerisasi + internet merupakan media paling kuat pengaruhnya pada anak-anak. Peneliti Bloumer mengatakan bahwa 'Media Televisi amat menarik perhatian masyarakat terutama anak- anak. Penelitian membuktikan sebagian besar anak terpikat dengan semua keterangan yang disuguhkan film di televisi tanpa ragu sedikit pun.'

Sementara itu Dr. Sbouck mengatakan pengaruh media Audio terhadap anak: 'Saya hampir ketakutan mendengar sebuah lagu yang sentimental namun menyiratkan seksual, yang dibawakan oleh seorang penyanyi professional. Saya takut dan khawatir anak saya mendengar nyanyian itu'

Dalam dunia kenyataan, banyak kita saksikan pengamen-pengamen cilik menyanyikan lagu orang dewasa yang bernapaskan cinta, yang pada dasarnya ia sendiri tidak mengerti akan makna dari lirik lagu yang dinyanyikannya. Hal ini menunjukkan mulai termakannya media dalam memberikan warna serta pengaruh pada anak.

Dr. Sbouck juga mengatakan banyak psikolog menegaskan ketika mereka melakukan pengusutan terhadap beberapa anak yang melakukan kejahatan, jawabannya hampir sama, yaitu diperoleh dari cerita detektif dan film baik di televisi maupun bioskop.

Anak memang memiliki kecenderungan ingin mengetahui seluk beluk kehidupan seksual, tetapi mengapa kita tidak mengajarkan kepada mereka tentang seluk beluk ini secara perlahan dan bertahap ?

2.Remaja
Daya hayalnya luas dan liar, angannya menghembuskan angin sorga yang indah, karena mereka sudah mengamati kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya. Mereka tidak pandai mengatasi perubahan jasmani dan rohaniyahnya. Namun pengarahan dan bimbingan yang sesuai dengan harapannya tidak pernah ada, baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolahnya. Di sekolah otak mereka telah sarat dengan ilmu pengetahuan antara benar dan salah sulit dibedakan.

Seharusnya peran yang dituntut remaja kita menjadi tanggung jawab media harus ditangani dengan serius dan terencana, karena jika tidak akan menimbulkan banyak kerugian.

3.Pemuda
Banyak menaruh perhatian pada problema kemasyarakatan dan hal–hal yang bersifat sentimental. Mereka bertindak atas dorongan jiwanya yang halus untuk mengadakan pendekatan dan penyesuaian diri dengan kelompok lain.

Mereka gemar membaca tentang peristiwa besar di Koran dan berusaha memahami pemecahannya. Sebenarnya pemuda sangat membutuhkan orang yang bijaksana, yang mampu mengisi kekosongan waktunya dengan berbagai hiburan dan acara yang bersih.
Mengatasi Pengaruh Media
Hendaknya seluruh keluarga ( khususnya orang tua ) secepatnya meneliti dan memisahkan acara yang boleh dan yang tidak boleh ditonton, dibaca, oleh anak.

Pengawasan yang berkesinambungan menumbuhkan kepribadian pada anak yang sensitive akan timbul 'keenganan' untuk menonton acara televisi yang penuh kriminalitas, horror, atau bermain komputer dengan situs porno, dan bacaan yang kurang baik.
Membekali ilmu agama sebagai benteng dengan 'akhlak' untuk mencegah dan mengstabilkan gejolak anak dengan pengaruh yang kurang baik dari media tersebut. Peranan guru dalam memberikan ilmu pengetahuan tentang gambar tubuh manusia serta fungsinya. Memilihkan bacaan, film, game bagi sang anak dengan terlebih dahulu membacanya, melihatnya atau pun mengeceknya serta menilai isi serta pengaruhnya pada sang anak.

Tidak ada komentar: