Rabu, Desember 20, 2006

Mengasah Skill Bicara Anak

Konon, untuk membentuk anak agar gemar membaca orangtua harus rajin memberi rangsangan pada anak sejak dini. Rangsangan apa saja yang perlu kita berikan pada anak?

Dalam buku 'Membantu Putra Anda Belajar Membaca' karangan seorang pakar dari Pusat Informasi Bacaan dan Bahasa di Universitas Reading Inggris, Betty Root, menyimpulkan bahwa belajar membaca melibatkan perangkuman banyak ketrampilan yang berlainan yang dapat mulai diperoleh anak-anak pada usia dini. Berdasarkan riset yang dilakukannya selama puluhan tahun, pengajaran membaca secara efektif ternyata ada pada orangtua, bukan pada guru.

Bicara, mendengar, berirama Kemampuan dasar membaca sangat ditunjang oleh kemampuan bicara. Sebelum bisa membaca, anak-anak harus sudah memiliki perbendaharaan kata-kata dasar yang baik. Anak akan memahami kata-kata yang mereka lihat jika telah mengenal kata-kata tersebut. Karena itu, modal awal gemar membaca adalah kemampuan berbicara.

Cara terbaik untuk mendorong perkembangan bahasa anak adalah meluangkan waktu untuk berbicara dengan anak-anak. Pertama-tama, ajaklah anak untuk mengenal nama-nama benda yang di sekitar mereka sebanyak mungkin. Perkenalkan fungsinya, warnanya, atau bentuknya.

Anak-anak biasa belajar kata-kata baru dengan mendengarkan bunyi kata-kata itu yang digunakan dalam konteks percakapan. Misalnya, "Ini gelas untuk minum." Anak akan mengingat kata 'gelas' dan 'minum'.

Peragakan cara pengucapan kata yang benar dengan menerangkan kata dalam pembicaraan seraya menghentikan penggunaan bahasa bayi secara perlahan. Bila anak berkata, "Ma...CUCU." Ulanglah dengan jelas. "Oh adek haus, mau minum SUSU ya?" Jangan sekali-kali terdorong untuk menirukan kecadelan anak meskipun menggemaskan.
Selain berbicara, anak juga harus dilatih mendengar kata-kata. Mendengarkan adalah suatu ketrampilan yang harus dipelajari lewat praktik. Latihan mendengar ini bisa dilakukan dengan permainan, misalnya:

1. Bermain tebak bunyi. Mintalah anak untuk menutup mata dan diam selama satu menit. Setelah itu, tanyalah berapa banyak suara yang mereka dengar. Juga apa saja jenis suara yang ia dengar.

2. Mendengar rekaman kaset Berjalanlah keliling rumah bersama anak Anda. Rekamlah suara yang ada. Misalnya, suara kucuran air, detak jam, derit daun pintu, dan lain-lain. Lalu minta anak untuk menjelaskan suara itu.

3. Bisikan berantai Lakukan permainan ini bersama empat atau lima orang. Bisikkan pada anak pertama sebuah pesan dengan suara yang hampir sama. Misalnya, "Kuku kakiku kaku." Perintahkan anak untuk meneruskan pesan. Anak yang ada pada urutan akhir diminta untuk mengucapkan dengan lantang. Apakah pesan yang diucapkan benar? Gantilah urutan anak setiap kali mengganti pesan.

Selain ketrampilan mendengar, anak juga perlu diperkenalkan irama. Misalnya dengan mengajak anak mendengar sajak. Anak-anak yang kesulitan membedakan kata-kata yang sama bunyi suku akhirnya akan mengalami kesulitan membaca. Dengan melagukan bersama anak-anak kecil dendang bayi, anak akan membedakan kata-kata yang akhirannya sama.

Bersama orangtua menikmati buku Tugas awal orangtua memperkenalkan buku pada anak adalah dengan membangkitkan rasa senang anak pada buku. Bukan hanya senang melihat gambar dan mendengarkan cerita. Tapi, orangtua juga dapat memberikan perhatian individual, kedekatan jasmani, perasaan hangat dan perasaan aman. Jika rasa senang anak terhadap buku sudah muncul, maka anak akan melihat buku sebagai sumber kesenangan, hiburan, dan informasi. Sehingga, akan menimbulkan dorongan yang kuat untuk belajar membaca.

Sikap seorang anak terhadap buku akan dikondisikan dari sikap orangtuanya terhadap buku. Jika anak melihat orangtuanya suka membaca, maka anak akan cenderung menganggap buku sebagai sesuatu yang dapat dinikmati.
Anak yang terbiasa menggunakan buku akan banyak menyerap banyak informasi yang diperlukan sebelum ia belajar membaca. Ia akan memahami, cerita dimulai dari halaman depan ke belakang, setiap kata dipisahkan spasi kosong, bahwa cerita memiliki bagian awal, tengah, dan penutup. sehingga, pada saatnya anak membaca, ia sudah terbiasa

Tidak ada komentar: