Kamis, Desember 01, 2005

Good Days or Bad Days? #1

Hari – hari setelah hari itu adalah hari terindah dalam hidup Shin. Shin dan Reina resmi yang namanya jadian alias pacaran (dasar ABG!). Reina memberikan warna indah dalam hari – harinya (kayak krayon aja ya?). Kebosanan Shin hilang. Ke kafe, ke pesta, atau sekedar jalan – jalan tak lagi membuat Shin canggung, walaupun harus pergi tanpa Indra sekalipun. Shin tak dipeduli orang tuanya cuek atau gimana, asalkan ada Reina, Reina, Reina, dan Reina. Dunia milik berdua, yang lain ngontrak! Itu adalah istilah Indra kalau meledek Shin kalau sedang bersama Reina. Pernah beberapa kali ketika pesta ulang tahun Indra yang ke 17, Reina sengaja mengajak teman – teman se-ganknya ke pesta itu dan mengenalkan beberapa diantaranya kepada Indra. Tapi, mau tahu jawaban Indra?

“Udahlah Rei, ntar kalau gw pilih satu ntar yang lain pada cemburu lagi… mendingan nggak sekalian atuh semuanya aja sekalian. He…he…” Indra meninggalkan Shin dan Reina yang masih bengong. Dasar playboy!!

Playboy? Shin pikir nggak juga. Indra memang dikelilingi cewek – cewek cantik yang selalu mengejarnya. Setiap Valentine atau acara lainnya kamarnya selalu banjir hadiah coklat atau kartu ucapan, undangan, yang seringkali Shin yang disuruh untuk menyingkirkannya. He…he… J. Tapi walaupun begitu, “Betsu-ni kawannai (Tak ada yang Istimewa)”. Selalu begitu jawabnya setiap kali Shin bertanya siapa diantara pengirim itu yang dia sukai. Dan lagi kalaupun jalan bareng cewek, ceweknya yang selalu ganti – ganti itu pasti dicuekin. Yaaah.. tapi itulah yang namanya Indra.

Waktu berlalu begitu cepat. Dua tahun sudah hubungan Shin dan Reina berjalan dengan baik. Tak terasa ujian akhir sekolah semakin dekat. Shin mempersiapkan belajarnya dengan semangat. Shin bercita – cita.. ia ingin mengajak Reina ke negeri sakura suatu saat nanti, kalau ia sudah bekerja. Ia akan menunjukkan betapa indahnya Jepang saat musim gugur, di mana daun sakura berguguran dan betapa indahnya pemandangan musim semi, menunjukkan betapa indahnya Tokyo saat malam menjelang.

Manusia memang berencana, namun Tuhan jugalah yang menentukan. Semua cita – cita langsung pudar seketika ketika Reina menghilang selama dua dari sekolah. Shin mencoba menelpon, tapi nomor yang dihubunginya itu selalu tidak aktif. Lalu ia mendatangi rumah gadis itu, tapi rumah itu kosong seperti orang yang sedang berpergian jauh. Shin gelisah. Ada apa gerangan? Di minggu ke tiga ketika kegelisahan Shin semakin memuncak, tiba – tiba sebuah kabar mengejutkannya, Indra dan se-antero sekolah. Reina muncul di sekolah dengan mengenakan kain lebar dikepalanya dan menutupi rambut panjangnya yang indah. Reina berjilbab!
bersambung

Tidak ada komentar: