Click!. Terdengar telepon di seberang sana ditutup dengan nada yang amat sangat senang. Kalau Indra ada di rumah, lalu bagai mana…Oh God!!! Shin baru menyadari, lagi – lagi Indra mengerjainya!. dilayangkannya pandangan ke arah Reina yang duduk manis tak jauh darinya. Jujur, gadis itu telah menarik perhatian Shin sejak pertama kali melihatnya. Shin memang ingin sekali ngobrol dan mengenalnya, tapi tidak saat ini! Entahlah, Shin bingung apakah ia harus mengucapkan terima kasih kepada Indra ataukah justru menghajarnya setelah ia tiba di rumah nanti, yang jelas Shin segera membeli tiket dan menghampiri Reina.
Di dalam bioskop Shin tak bisa menikmati Film yang ditayangkan sedikitpun. Pikirannya didominasi oleh bayangan Reina yang duduk tenang disampingnya menikmati Film. Shin mencoba menyelami hatinya dan mencari kata hati yang sebenarnya, hingga akhirnya ia menemukan kata, aku menyukainya, benar – benar menyukainya!. Tapi, seketika ragu menyergapnya. Bagaimana jika Reina tak menyukaiku? Bagaimana jika kuutarakan perasaanku justru ditolaknya? Perang pikiran berkecamuk di kepala Shin sampai tak terasa film telah selesai dan Shin sama sekali tak mengerti apa yang ditontonnya sodara - sodara!
“Ayo, Shin… mau mampir dulu nggak? Kayaknya di lantai dasar ada makanan yang enak deh! Kamu udah makan?” Reina mengajak Shin ketika menyadari Shin tak juga beranjak dari duduknya. (PeWe niyee..!).
“Eh, e.. Iya.. belum” jawab Shin gelagapan.
Shin mengikuti langkah Reina dengan langkah gemetar. Tiba – tiba sebuah ide gila berkelebat di benaknya. Ia akan menyatakan perasaannya ke Reina, harus!.
Gila lu Shin!
Nggak, gw nggak gila!
Lu nggak pantas Shin buat Reina, inget, lu nggak sepadan!
Nggak! Gw nggak peduli!
Lu bisa di benci Reina Shin kalau ngelakuin itu!Bodoh ah!
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar