Seperti penumpang bus malam atau pesawat, kita sering bersama-sama anak tetapi tanpa kebersamaan dan kedekatan. Kita memiliki kedekatan fisik (physical closeness), tetapi tanpa ikatan emosional yang kuat dan kedekatan yang hangat (attachment). Kita menyuruh mereka diam saat berisik, bukan untuk mendidik mereka agar belajar menghargai orang lain, tetapi agar ketenangan kita tidak terusik. Kita juga sering memberi mereka sesuatu yang menarik hati, bukan karena sayang melainkan agar mereka melakukan apa yang kita perintahkan. Bahkan terkadang kita mengelabui mereka -berjanji memberi tapi tak ada bukti-semata demi memuaskan kepentingan kita yang sesaat.
Saya tidak hendak berpanjang-panjang membahas. Saya hanya ingin mengajak Anda untuk mencermati satu hal penting dalam pembahasan kita kali ini, yakni menjalin kedekatan atau promoting attachment. Inilah salah satu prinsip penting yang perlu kita pahami ketika ingin menerapkan positive parenting. Ada berbagai segi positif yang dapat kita petik apabila kita memiliki kedekatan yang hangat dengan anak kita. Sebaliknya, berawal dari gersangnya kedekatan orangtua dan anak, potensi yang besar bisa kandas begitu saja. Lebih jauh tentang pengaruh attachment terhadap perkembangan anak, silakan periksa kembali tulisan saya terdahulu “Positive Parenting”. Selebihnya, marilah kita mencoba melihat apa yang bisa dilakukan untuk menjalin kedekatan dengan anak.
Pertama, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Saw., kita bisa mendekatkan diri kepada anak dengan cara bermain. Rasulullah Saw. biasa bermain kuda-kudaan dengan cucunya.
Kedua, hampir delapan puluh persen waktu manusia antara bangun hingga tidur kembali dipergunakan untuk berkomunikasi. Ini berarti, kedekatan yang hangat bisa dijalin melalui komunikasi interpersonal yang baik, dengan menunjukkan perhatian dan kepedulian terhadapnya. Rasulullah Saw. sangat dekat dengan anak-anak, dan beliau mendekati mereka antara lain dengan menunjukkan perhatian terhadap urusan anak-anak, misalnya ketika beliau berkata, “Wahai Umair, bagaimanakah dengan Nughair?”Rasulullah Saw. menyempatkan bertanya tentang burung kecil dan bercanda dengan anak-anak.
Ketiga, kita bisa menjalin kedekatan jiwa dengan anak melalui sentuhan kasih-sayang. Rasulullah Saw. biasa mencium putri dan cucunya. Bahkan terkadang Rasulullah Saw. turun sejenak dari mimbar untuk mencium cucunya Al-Hasan dan Al-Husain yang datang berlari kepadanya. Rasulullah Saw. juga pernah menggendong Umamah -cucunya dari Zainab binti Rasulullah Saw.-sedangkan beliau melakukan shalat.
Nah, inilah beberapa hal penting yang perlu kita pahami tentang positive parenting. Pertanyaannya, apakah yang bisa kita persiapkan untuk menghadapi anak-anak kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar