TANPA melakukan strategi penjualan apa pun, kecuali dari mulut ke mulut, www.friendster.com atau populer disebut Friendster saja, mampu menjaring 16 juta anggota dalam tempo tiga tahun. Sebuah jaringan komunitas online yang sangat fenomenal, mengingat komunitas maya yang sebelumnya ada yakni mailing list, anggotanya hanya mencapai ribuan orang saja.
DI dalam Friendster, seseorang tidak hanya bisa berkomunikasi dengan sahabatnya, tetapi juga dengan teman dari sahabat itu, dan bahkan teman dari temannya sahabat. Pokoknya temannya temannya teman. Bukan tidak mungkin di Friendster bisa bertemu dengan teman lama yang sudah lama tidak ada kontak.
Berteman, berkomunikasi, atau ngobrol memang menjadi kebutuhan dasar manusia. Teknologi masa kini kemudian memanjakan itu. Mereka tidak perlu lagi pergi jauh atau bertatap muka untuk bisa ngobrol.
Menurut Carleen LeVasseur, Friendster Public Relations, latar belakang diciptakannya Friendster adalah ingin membuat anggotanya tetap berhubungan dengan teman-temannya atau segala sesuatu yang menjadi minatnya. "Tujuan kami adalah mengubah dunia menjadi sebuah tempat yang kecil, dengan membawa kekuatan jaringan sosial ke seluruh aspek kehidupan. Seorang teman di setiap saat," kata LeVasseur.
Jaringan sosial di dunia nyata adalah berhubungan dengan orang atau kolega, dan menggunakan mereka untuk bertemu orang baru. Di dunia maya, prinsipnya sama saja, namun kekuatan teknologi memberikan keuntungan lain. Yakni, kita tidak lagi terhalang oleh tempat dan ruang. Kita bisa melihat profil orang dan mengirim e-mail kapan saja dan dari komputer mana saja.
Bahkan, kadang, berkomunikasi lewat dunia maya ini terasa lebih nyaman dan lengkap daripada berkomunikasi secara langsung dengan bertatap muka. Di Friendster, misalnya, selain menyajikan tampilan profile (dan tentu saja foto) dari orang-orang yang sudah berada di jaringan perkawanan penggunanya, juga disediakan fasilitas untuk mencari teman-teman baru atau lama melalui persamaan yang dimiliki.
Misalnya seseorang menulis pernah bersekolah di SMA A di Kota B pada halaman profile-nya, maka tulisan nama sekolah dan kotanya itu otomatis menjadi sebuah hyperlink. Dengan mengklik nama sekolah itu, akan ditampilkan seluruh anggota Friendster yang pernah bersekolah di sekolah yang sama.
Hal yang sama berlaku untuk mencari teman yang memiliki kesamaan hobi, pekerjaan, minat, dan tempat tinggal. Selain itu, disediakanfasilitas untuk saling berkirim pesan antaranggota; memuat bulletin board yang bisa diisi kuis-kuis ringan (bahkan konyol), pengumuman lowongan, tips-tips, sampai surat berantai.
Terakhir, Friendster juga menyediakan ruang untuk menulis weblog atau blog (semacam catatan harian di halaman pribadi yang bisa dibaca semua orang di internet), album foto, dan ramalan horoskop.
Saat ini setiap bulan ada tujuh juta orang mengunjungi Friendster. "Baru satu tahun sejak online, keanggotaan Friendster telah mencapai satu juta orang. Mereka berusia 18 sampai 34 tahun, tetapi rata-rata mereka berusia 25 tahun. Kebanyakan anggota yang berusia di bawah 25 tahun adalah perempuan, sedangkan yang di atas 25 tahun adalah laki-laki. Mereka adalah orang-orang berpendidikan dari kota besar," jelas LeVasseur.
SITUS pergaulan lain yang popularitasnya saat ini menyamai Friendster adalah Multiply (www.multiply.com). Bedanya, Multiply dirancang untuk segmen orang-orang yang lebih "dewasa" dibanding para pengguna Friendster. "Kalau Friendster itu lebih cocok diperuntukkan bagi anak kuliahan ke bawah, pokoknya yang masih gaul. Kalau Multiply biasanya digunakan oleh orang-orang yang lebih dewasa. Orang- orang yang kerjanya di depan komputer dan punya waktu lebih banyak di depan komputer," tutur seorang anggota Multiply.
Namun secara umum, Multiply hampir sama dengan Friendster, yaitu sama-sama membangun jaringan pertemanan di dunia maya. Dari namanya saja, diharapkan jumlah teman anggotanya akan terus berlipat ganda.Keistimewaan Multiply terletak pada kebebasan para anggotanya untuk mengubah tampilan di halaman profil pribadinya sehingga menjadi semacam homepage pribadi. Selain itu, Multiply juga memiliki fasilitas untuk menyelenggarakan polling di antara para penggunanya, memasang iklan gratis berikut fotonya, dan memungkinkan penggunanya membuat sebuah kelompok diskusi terbatas (closed group).
Namun, biasanya, situs-situs seperti Multiply dan Friendster hanya menjadi titik awal sebuah hubungan terjalin di dunia maya tersebut. Pada saat hubungan antarmanusia di dunia itu meningkat ke tingkat yang lebih lanjut, mereka akan berlanjut dengan melakukan chatting atau ngobrol secara tertulis secara langsung.
Ada beberapa program chatting yang disediakan di internet, seperti mIRC, ICQ, MSN Messenger, hingga yang paling populer saat ini adalah Yahoo!Messenger (YM). Kepopuleran YM bahkan masuk hingga adegan-adegan dalam film Hollywood, seperti dalam adegan film Something's Gotta Give (2003) yang dibintangi Jack Nicholson dan Diane Keaton. Dalam film itu digambarkan seolah-olah ngobrol lewat internet itu sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, dan lebih sering dilakukan daripada telepon.
Dengan YM, seseorang tidak hanya bisa ngobrol dengan temannya, tetapi juga bisa saling berkirim dokumen atau file gambar, lagu, dan film. Bahkan, jika sudah bosan chatting, seseorang bisa memilih bermain berbagai permainan komputer dengan lawan main dari seluruh dunia.
Fitur yang paling populer dari YM adalah adanya emoticon, yakni semacam gambar kecil atau ikon yang menyimbolkan emosi atau perasaan seseorang yang sedang chatting. Buat orang yang belum mengerti, saat ini bahkan sudah dijual kamus ikon dan singkatan-singkatan istilah yang sering digunakan di dunia chatting.
CARA berkomunikasi melalui media internet seperti Friendster, Multiply, atau di situs-situs semacam itu memang memiliki manfaat positif. Namun begitu, cara berkomunikasi melalui teknologi mempunyai kekurangan dari sudut psikologi. Menurut Harry Susianto, psikolog dari Universitas Indonesia, keberadaan teknologi justru membuat manusia lebih menghargai apa yang ada di luar manusia dibandingkan manusia itu sendiri.
"Sebenarnya sejak teknologi komunikasi ditemukan berpuluh-puluh tahun yang lalu, kecenderungan orang lebih menghargai teknologi komunikasi ini sudah mulai timbul. Kecenderungan ini semakin terasa ketika dunia memasuki era Information Communication Technology, seperti internet, telepon seluler, kamera digital, dan sebagainya," ujar Harry.
Contoh sederhana yang disampaikan Harry adalah ketika seseorang sedang berbicara dengan seorang yang lain, lalu tiba-tiba telepon berdering, orang itu akan permisi kepada lawan bicaranya untuk menerima telepon. Hal ini menunjukkan, orang itu lebih menghargai telepon (teknologi) daripada individu yang ada di depan matanya.
Kemudian setelah teknologi semakin berkembang jauh, tanpa disadari masyarakat semakin terikat dengan pengalaman maya (teknologi) dibandingkan dengan pengalaman nyata. Manusia semakin merasa tidak lagi perlu bertemu langsung karena masalahnya sudah diatasi dengan teknologi. "Ada lho orang yang minta cerai lewat SMS. Ketika bertemu dengan pasangannya, dia diam saja. Tetapi setelah pasangannya itu pergi, dia kirim SMS minta cerai. Kalau sudah demikian, di dalam ilmu psikologi dikatakan virtual indeksnya sangat besar," cerita Harry.
Komunikasi lewat teknologi ini, menurut Harry rawan denga kesalahpahaman. Maksudnya, pesan yang disampaikan sering disalahartikan. "Dengan bertemu langsung, kita melihat mimik, raut wajah, intonasi suara, dan sebagainya. Sedangkan di tulisan agak sulit menggambarkan maksud kita. Ikon yang ada juga tidak terlalu membantu karena di sana tidak ada suasana yang membantu terjalinnya sebuah komunikasi. Biar bagaimana pun, kualitas bertemu dengan manusia tidak bisa tergantikan," tegas dia.
Untuk mengurangi risiko kesalahpahaman, menurut Harry lebih baikmenjalin komunikasi secara langsung dulu, baru melalui teknologi. Dengan demikian mereka mengenal dulu pribadi lawan bicaranya sehingga mereka bisa lebih mengerti apa yang dimaksud lawan bicaranya. "Makanya perlu ada 'kopi darat' agar saling kenal lebih dalam lagi. Biar tidak ada lagi orang memakai identitas palsu di internet," kata Harry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar