Di rumah Indra suasana sedang ramai ketika Indra dan Shin tiba. Hal ini karena kedatangan keluarga dari ayah Indra dari Sawah Lunto. Sebenarnya sih yang menginap di rumah Indra cuma beberapa orang saja, yaitu nenek, kakek, etek Mia dan uni Ade, sepupunya Indra yang orangnya super ceriwisnya kayak Ulfa Dwiyanti itu.
Selebihnya sejak sore tadi sudah berangkat ke rumah dari keluarga ibunya, yang tak jauh dari sana menginap di sana. Tapi karena uni Ade tuh orangnya nggak bisa diam, Jadilah suasana menjelang makan malam, di ruang tengah itu ramai oleh celoteh – celoteh dalam bahasa yang cukup asing di telinga Shin. Bahasa Padang, yang membuat Shin melongo.
“Ayolah Shin…tambah lagi.” Ujar bu Nur, ibu Indra kepada Shin.
“Iyo, makanlah, iko karipik yang niniek bawa dari kampuang, lamak kan?” nenek Indra yang datang dari Padang menyodorkan seplastik kerupuk sanjai, keripik asli padang, kepada Shin.
Shin melongo. Nggak ngerti!.
“Maksud amak, ini keripik yang di bawanya dari kampung, oishii?”. Terjemah ibu Nur ketika melihat kening Shin berkerut.
“Oh, oishii, eh, enak nek, tapi mungkin buat nanti aja setelah makan, sekarang Shin sudah kenyang, nanti takut nggak kuat lagi makan nasi nya” Jawab Shin. Tapi, nenek Indra yang sudah cukup lanjut usia itu tampaknya tak mengerti dengan ucapan Shin. Ia masih saja menyodorkan kripik itu kepada Shin.
“Lamak bu, tapi keceknyo untuak beko sajo, kini ko alah kanyang, takuik indak bisa makan nasi beko,” bu Nur menerjemahkannya dalam bahasa minang, barulah nenek Indra yang berumur hampir seabad itu mesem – mesem. Mengerti.
“Indra mana bu?” tanya Shin.
“Indra mungkin masih shalat Isya, mungkin sebentar lagi.”
Apa?? Sholat? Isya? Apa itu? Sepertinya pernah ia dengar dan baca waktu SMU dulu, tapi dimana? Ah, sudahlah, mungkin sebuah ritual sebelum pernikahannya. Pikir Shin. cuek.
“Bagaimana kabar orang tuamu? “
“Baik bu, sekarang papa dan mama sekarang sedang sibuk mengurusi perusahaan, biasa, december, end of year...”
“O… syukurlah.”
“Urang gaek Shin tingga di ma? Asli ma?”. Uni Ade, , sepupu Indra, yang kebetulan sedang membawakan air minum ikut nimbrung. Uni Ade emang suka asal nyambung dan iseng orangnya. Jadi kalau dulu Indra pulang ke Padang, trus ketemu Uni Ade, pasti klop alias cocok. Cocok isengnya!. Shin memandang bu Nur. Minta ditranslate!.
“Katanya orang tuamu tinggal di mana? Dokkara kita-no?”
“O.. di Osaka, Jepang, dulu saya sempat tinggal lima tahun di sini..”. jawab Shin. Uni Ade mengangguk – angguk.
bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar