Mulai tahun ini, siswa lulusan SMA Unggulan BPPT Al Fattah Siman Sekaran, Lamongan menjadi salah satu target perekrutan personel intelejen oleh Badan Intelejen Negara (BIN). Kehadiran Kepala BIN Syamsir Siregar dalam rangka kenduri Maulid Nabi Muhammad SAW di Ponpes Al Fattah Sabtu lalu (7/4) sempat menimbulkan tanda tanya banyak pihak.
Sebagai kepala BIN, biasanya kehadirannya di suatu tempat dilakukan secara tertutup. Namun, saat berkunjung di ponpes yang membawahi SMA Unggulan BPPT Al Fattah tersebut, kehadiran pria yang juga mantan tim sukses Presiden Susilo Bambang Yudoyono itu justru dilakukan secara terbuka.
Spanduk-spanduk yang dipasang di berbagai tempat menginformasikan tentang rencana kedatangannya. Kalangan wartawan di Lamongan juga mendapat undangan. Tentu saja kebiasaan yang "ngowahi adat" tersebut sempat membuat heran anggota BIN. "Memang biasanya kegiatan beliau dilakukan secara tertutup, tapi kali ini menjadi spesial karena dilakukan secara terbuka," kata salah seorang anggota BIN kepada Radar Bojonegoro.
Syamsir tiba di kediaman pimpinan Ponpes Al Fattah, KH Agus Abdul Majid sekitar pukul 12.00. Saat diminta memberikan sambutan, dia menyatakan kehadirannya di ponpes tersebut dalam rangka program perekrutan calon intelejen yang akan diambil dari lulusan SMA Unggulan BPPT Al Fattah. "Lulusan SMA tersebut ternyata cukup unggul dan tersebar di berbagai perguruan tinggi favorit, sehingga kami memilihnya untuk bisa masuk ke Sekolah Tinggi Intelejen Negara (PTIN) di bawah BIN," katanya.
Menurut Syamsir, program rekrutmen seperti itu juga dilakukan terhadap lulusan sekolah-sekolah unggulan lain se-Indonesia. "Para lulusan yang unggul tersebut akan diberi wawasan kebangsaan yang matang sehingga akan bisa menjadi personel intelejen yang mumpuni untuk kepentingan bangsa dan negera," imbuhnya.
Kepala SMA Unggulan BPPT Al Fattah Sunah menyatakan, pihak BIN sebenarnya telah meminta pihaknya agar mengirimkan lulusan masuk PTIN mulai tahun ini. Namun, pihaknya sedang mengkaji apakah tawaran itu diterima tahun ini atau baru tahun depan. "Kami tidak ingin menerima program itu hanya sekali atau dua kali pengiriman saja, tetapi ingin seterusnya sehingga perlu dipersiapkan lebih matang," tuturnya.
Menurut Sunah, sebenarnya SMA-nya juga pernah menerima tawaran agar para lulusan dikirimkan ke Akademi Militer (Akmil). Serta, tawaran ikatan pendek penerbang TNI selama 1,5 tahun dengan ikatan dinas selama 10 tahun. "Semua biaya pendidikan di tiga lembaga tersebut siap ditanggung BIN," ujarnya.
Menurut Sunah, alumnus dari sekolahnya ada yang kuliah di Universitas Indonesia, IPB Bogor, ITB Bandung, ITS Surabaya, dan UGM Jogjakarta. "Bahkan ada yang mendapat beasiswa bersekolah ke Jerman," imbuhnya.
Dia menjelaskan, pembelajaran di sekolahnya diutamakan ke ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta ketaqwaan. "Alumnus di sekolah kami mungkin banyak terserap di bidang iptek, kalau bidang politik banyak disumbang dari Ponpes Gontor Ponorogo," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar